Daun Sukun diyakini mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan.
Seluruh bagian tanaman sukun mengandung senyawa flavonoid. Sejumlah turunan flavonoid telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari bagian akar dan ranting tumbuhan tersebut sebelumnya. Hasil Uji sukun, tanaman itu mempunyai flavonoid yang khas.
Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun sukun diantaranya sebagai berikut.
1. Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos, bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru . Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavonoid sering terdapat di sel epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpun di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola.
Daun sukun tua mengandung flavonoid paling besar, yaitu 100,68 mg/g. Sedangkan daun sukun muda mengandung flavonoid sebesar 87,03 mg/g. Sementara daun sukun tua yang sudah menguning dan gugur (sudah lepas dari pohon) mengandung flavonoid sebesar 42,89 mg/g.
Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang terdapat pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan yang melindungi kolonosit dari stress oksidatif.
Flavonoid juga dikenal sebagai salah satu substansi antioksidan yang berkekuatan sangat kuat hingga dapat menghilangkan efek merusak yang terjadi pada oksigen dalam tubuh manusia. Sekarang ini para peneliti sangat tertarik mengenai potensi manfaat substansi kimiawi tersebut yang juga banyak terkandung dalam bawang bombay, apel, dan anggur merah.
Daun sukun mengandung senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan. Flavonoid tersebut berfungsi menangkap senyawa radikal bebas di hati sehingga tidak terjadi stres oksidatif. Dengan begitu sel hati terhindar dari kerusakan. Radikal bebas dapat bersumber dari logam berat, pestisida, dan bahan pengawet.
Menurut penelitian, Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi). Penelitian-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker.
Beberapa senyawa flavonoid hasil isolasi dari beberapa periset terbukti sangat bermanfaat bagi kesehatan dan pengobatan penyakit. Senyawa flavonoid tersebut di antaranya sebagai berikut :
- Senyawa 8-geranyl-4,5,7-trihydroxyflavone yang bermanfaat untuk mengobati diabetes karena bersifat sebagai antidiabetes kuat
- Senyawa geranyl dihydrochacones bermanfaat untuk mengatasi kanker karena bersifat antikanker.
2. Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan ion H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh. Beberapa sifat fenol antara lain :
- Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida
- Mempunyai titik didih yang tinggi
- Mempunyai rumus molekul R-OH, dimana R adalah gugus aril
- Larut dalam pelarut organik
- Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
- Mempunyai massa molar 94,110C
- Mempunyai titik didih 181,9oC
- Mempunyai titik lebur 40,9oC
Fenol bersifat antioksidan yang mampu menghambat proses oksidasi dan proses radikal bebas. Molekul radikal bebas adalah suatu zat instabilitas dari hasil proses metabolisme normal tubuh manusia yang mempunyai efek merusak pembuluh darah, dan bahkan dapat menyebabkan perubahan mendadak DNA, sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit kanker. Dengan demikian, fenol dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes, penyakit jantung, dll. Senyawa fenol juga dapat menghambat penyerapan kolesterol oleh tubuh dan membantu dalam pembuangan kolesterol dari dalam tubuh sehingga dapat mencegah naiknya kolesterol darah yang mampu memicu terjadinya aterosklerosis
Memperoleh antioksidan melalui zat alam adalah suatu cara yang paling aman dan ideal. Salah satu bahan alam yang mengandung fenol tersebut adalah daun sukun. Konsumsi ekstrak daun sukun dipercaya dapat meningkatkan taraf antioksidan di dalam tubuh. Apalagi jika diberi tambahan madu di dalamnya, bukan saja dapat meningkatkan taraf antioksidan di dalam tubuh dan memperbaiki fungsi kekebalan tubuh, tapi sekaligus membuat ramuan menjadi lebih nikmat. Biar bagaimanapun juga, dengan tambahan madu dalam makanan sehari-hari adalah sebuah cara yang baik dalam membantu kita meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
3. Riboflavin
Nama riboflavin berasal dari kata ribosa dan flavin. Riboflavin dikenal juga sebagai vitamin B2, adalah mikronutrisi yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga kesehatan pada manusia dan hewan. Vitamin B2 diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler. Seperti vitamin B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam metabolisme energi, dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembetukkan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat.
Susu, keju, sayur hijau, hati, ginjal, kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ragi, jamur merupakan sumber utama vitamin B2. Bahkan daun sukun pun juga mengandung riboflavin. Namun paparan terhadap cahaya dapat menghancurkan riboflavin.
Sumber vitamin B2 terbanyak ditemukan pada makanan hewani, seperti daging, hati, ginjal, dan jantung, serta susu. Beberapa tanaman juga mengandung vitamin ini dalam kadar yang cukup tinggi, antara lain kacang almond, jamur, gandum, dan kacang kedelai termasuk juga daun sukun. Walaupun bersifat tahan panas, riboflavin cenderung larut dalam air selama proses pemasakan. Makanan yang mengandung riboflavin sebaiknya tidak disimpan dalam wadah transparan karena vitamin ini mudah rusak oleh paparan cahaya.
Konsumsi riboflavin sangat bergantung pada berat tubuh, laju metabolisme, dan asupan kalori di dalam tubuh. Berdasarkan RDA, konsumsi perhari bagi pria adalah 1,7 mg dan bagi wanita adalah 1,3 mg, sedangkan bagi wanita hamil perlu tambahan 0,3 mg.
Riboflavin merupakan salah satu koenzim yang berperan dalam berbagai metabolisme energi di dalam tubuh, terutama dalam pemecahan senyawa karbohidrat menjadi gula sederhana. Senyawa kompleks lainnya, seperti lemak dan protein, juga dapat dikonversi menjadi energi. Beberapa metabolisme vitamin lain dan mineral juga membutuhkan peranan vitamin ini. Selain itu, vitamin ini berperan dalam respirasi jaringan tubuh, pertumbuhan badan, dan produksi sel darah merah.
Karena riboflavin memegang peranan besar dalam metabolime energi di dalam tubuh maka defisiensi vitamin ini akan jelas berpengaruh pada produksi energi tubuh. Hal ini terjadi karena metabolisme pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein tidak berjalan dengan efisien. Secara fisik, defisiensi ini dapat terlihat dari warna mata yang cenderung merah, peningkatan sensitifitas terhadap cahaya matahari, peradangan di mulut, dan bibir pecah-pecah. Efek lainnya juga terlihat pada kerusakan jaringan kulit, keriput, dan kuku pecah.
Gejala awal defisiensi adalah sakit tenggorokan dan bibir pecah-pecah. Bila telah parah, penderita akan mengalami anemia, gangguan saraf, pembengkakan lidah. Defisiensi vitamin B2 ini sering dialami oleh para pecandu alkohol.
4. Tanin
Tanin atau disebut juga asam tanat atau asam galotanat merupakan senyawa yang tidak berwarna hingga berwarna kuning atau cokelat. Tanin banyak ditemukan pada buah kesemek. Tanin inilah yang membuat rasa buah kesemek agak sepat. Tanin juga diketemukan dalam daun sukun.
Tanin memiliki efek diuretik, yaitu dapat mengurangi jumlah air pada plasma darah dengan membuangnya melalui urin. Mekanisme ini sangat penting untuk mengatur tekanan darah dan untuk membuang komponen-komponen toksik keluar dari tubuh kita. karena itulah, tanin berkhasiat untuk mengobati hipertensi. Selain itu, tanin bersifat anti bakteri dan anti virus. Tanin dapat merusak membran sel bakteri dan mengerutkan dinding/membran sel bakteri sehingga dapat menggangu permeabilitas sel bakteri, hingga pertumbuhan bakteri akan terhambat atau bahkan mati. Sebagai anti virus, tanin dapat menghambat aktivitas enzim yang diperlukan virus untuk memperbanyak diri sehingga virus sulit berkembang.
5. Asetilkolin (Ach)
Asetilkolin merupakan salah satu jenis neurotransmiter (zat kimia penghantar rangsangan saraf) yang paling umum dikenal. Senyawa neurotransmiter ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf organisme vertebrata. Asetilkolin berperan dalam mentransmisikan sinyal atau rangsangan yang diterima untuk diteruskan di antara sel-sel saraf yang berdekatan atau pada sambungan neuromuscular. Senyawa organik dengan rumus molekul CH3COOCH2CH2N+(CH3)3 ini tersebar di seluruh tubuh manusia, terutama banyak terdapat di dalam sistem saraf tepi (otonom) dan senyawa ini dikeluarkan dengan adanya stimulasi saraf. Segera setelah dikeluarkan, asetilkolin akan berdifusi dicelah antar-sinapsis dan menstimulasi saraf-saraf lainnya.
Aktivitas dari neurotransmiter ini dapat dihambat oleh enzim kolinesterase (EC 3.1.1.7). Enzim ini sendiri ditemukan pada tahun 1968 dimana seorang peniliti bernama Walo Leuzinger berhasil memurnikan dan mengkristalkan enzim ini dari belut listrik di Universitas Kolumbia. Penghambatan kerja asetilkolin oleh enzim ini di dalam tubuh manusia berperan dalam menimbulkan penyakit Alzheimer yang terkait dengan kerusakan sel-sel otak, hilangnya ingatan, dan kemampuan berpikir. Penyakit ini dapat dikurangi efeknya dengan menggunakan obat yang mengandung inhibitor kolinesterase. Di samping itu, senyawa asetilkolin juga banyak berperan dalam aktivitas gastoinstestinal.
Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan pemusatan perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan kembali ingatan, atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungsi ingatan), bangsal ganglia (terlibat dalam fungsi motoris), dan cerebrlum (koordinasi bicara dan motoris).
6. Kalium
Kalium adalah salah satu mineral yang sangat penting bagi manusia. Kalium digunakan untuk membantu kinerja otot dan syaraf pada tubuh manusia agar bekerja dengan baik. Kalium juga sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen. Kalium juga merupakan elektrolit, yaitu mineral yang mampu menghasilkan listrik dalam tubuh yang dilakukan secara bersama dengan beberapa mineral penting lainya seperti kalsium, klorida, magnesium dan natrium. Kalium sering juga disebut sebagai potassium. Kalium bersama dengan sodium dan klorida berfungsi untuk mengontrol kadar air di dalam tubuh. Menurut penelitian para ahli, manfaat kalium yang lain adalah untuk mencegah penyakit tekanan darah tinggi jika berada dalam jumlah yang sesuai di dalam tubuh. Kalium sangat penting dan dibutuhkan untuk menunjang kinerja jantung serta memiliki peran penting dalam kontraksi otot rangka dan otot halus.
Memiliki terlalu banyak kalium dalam tubuh disebut dengan Hiperkalemia dan jika terlalu sedikit memiliki kadar kalium dalam tubuh disebut dengan hipokalemia. Baik hiperkalemia maupun hipokalimia semuanya memiliki efek bagi tubuh kita. Untuk menjaga keseimbangan jumlah kalium dalam tubuh, hal itu ditentukan pada jumlah natrium dan magnesium yang terdapat pada darah. Jika terlalu banyak natrium dalam darah, maka akan meningkatkan kebutuhan akan kalium. Diare, muntah serta berkeringat dalam jumlah banyak juga meningkatkan kebutuhan kalium bagi tubuh. Menurut penelitan para ahli yang melakukan studi mengenai hubungan kalium dengan kesehatan tulang , mereka menyatakan bahwa ada hubungan positif antara makanan yang mengandung kadar kalium tinggi dengan kesehatan tulang. Tetapi tentu saja diperlukan studi lebih mendalam untuk memastikan hal ini.
Sumber kalium paling besar diperoleh dari buah-buahan, sayuran serta daging merah. Untuk jenis sayuran kentang, bayam dan tomat merupakan sumber kalium yang sangat baik. Sedangkan untuk buah-buahan, pisang adalah salah satu buah yang memiliki kadar kalium tinggi. Menurut standar kebutuhan nutrisi bagi tubuh, telah ditetapkan bahwa kebutuhan kalium per hari adalah 3500 mg baik bagi wanita maupun pria.
Kalium dalam daun sukun mampu membuat batu ginjal berupa kalium oksalat tercerai berai. Endapan batu ginjal akhirnya larut dan keluar bersama urine.









